Tidak dapat dipungkiri, bahwa air minum adalah kebutuhan yang amat
penting bagi kehidupan kita sehari-hari. Seiring dengan kemajuan jaman
& teknologi serta penemuan-penemuan baru di bidang marketing,
konsumen sering dibingungkan dengan pertanyaan tentang air minum yang
terbaik bagi keluarga mereka.
Dengan semakin bertambahnya penduduk & semakin rendahnya kualitas
air yang dipasok oleh pemerintah melalui kran-kran di rumah-rumah,
konsumen sering tidak memiliki pilihan lain, selain memilih air minum
dalam kemasan (AMDK) yang pada saat ini membanjiri pasar. Tidak hanya
jenis merk yang berjumlah 600 lebih pada saat ini yang beredar di pasar
yang membuat konsumen bingung, jenis air yang ditawarkan pun bertambah
dari hari ke hari, bulan ke bulan.
Semua orang tahu bahwa kebiasaan meminum air sebanyak 8 gelas per
hari, baik untuk tubuh. Namun jika meminum air dari kemasan botol,
justru bisa membahayakan, mengapa?
1. Buat Bibir Cepat Keriput
Dikutip dari Lookbeauty, saat meneguk air dari botol, bibir secara
spontan akan mengerut untuk menyesuaikan dengan lebar lubang botol.
Gerakan mengerut inilah yang bisa menyebabkan timbulnya garis-garis dan
kerutan pada bibir. Jika terus menerus dibiasakan minum air dari botol,
lipatan-lipatan akan terbentuk pada bibir secara permanen yang tampak
seperti kerutan.
Ahli Dermatologi Dr. Marilyn Berzin, menjelaskan, efek bibir berkerut
karena minum dari botol bisa sama buruknya dengan merokok. Marilyn juga
mengatakan, kerutan di bibir akan permanen jika kebiasaan itu sering
dilakukan selama lebih kurang dua tahun.
2. Bisa Memicu Obesitas
Zat kimia yang digunakan dalam membuat kemasan plastik, seringkali
dikaitkan dengan risiko kanker dan bahkan diberi label zat beracun. Zat
itu adalah bisphenol A (BPA), bahan kimia yang umum digunakan untuk
membuat botol plastik. BPA merupakan endocrine disruptor yang dapat
mempengaruhi aktivitas hormon normal di dalam tubuh.
Sebuah laporan yang diterbitkan pekan lalu menunjukkan bahwa BPA bisa
‘menipu’ tubuh untuk meningkatkan lebih banyak lemak. Selain itu, BPA
juga dapat membuat bertambahnya produksi insulin (cara tubuh mengatur
lemak dan karbohidrat). Jika terlalu banyak insulin, tubuh menjadi
‘kebal’ terhadap dampaknya, yaitu kenaikan berat badan dan diabetes tipe
2.
3. Mulut Galon Air Mengandung Bakteri
“Tisu yang diberikan ketika membeli air galon mengandung alkohol yang
bisa digunakan untuk membunuh bakteri. Yang sebaiknya dilap itu mulutnya
karena bagian itu yang masuk ke dalam dispenser dan bukan bagian
badannya yang diberikan alkohol.
4. Lebih Kotor Dari Air Ledeng
Sebuah fakta mengejutkan tentang benda-benda yang bisa ditemukan di
sekitar kita kembali terungkap. kali ini, menurut para peneliti,
mengkonsumsi air kemasan tidak lebih baik dari meminum air keran.
Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dari Glasgow Unioversity yang
menganalisa air kemasan dan air keran di seluruh penjuru Inggris.
Seperti yang ditulis The Telegraph (2/1), meskipun pengawasan lebih
diberikan kepada air kemasan, resiko kontaminasi oleh benda-benda asing
maupun sumber penyakit masih mungkin terjadi layaknya air dari keran.
“Banyak orang berpikir bahwa air keran merupakan air yang berbahaya
untuk diminum. Padahal, untuk alasan ekonomis dan kesehatan, air keran
masih baik untuk diminum,” kata Profesor Paul Younger, peneliti dari
Glasgow University.
Hal ini dikarenakan inspeksi produksi botol kemasan air selama ini
hanya dilaksanakan selama sebulan sekali, sehingga tidak diketahui
bagaimana keadaan botol yang diproduksi ketika inspeksi tersebut tidak
dilaksanakan. Terlebih lagi, sebuah air mineral kemasan biasanya
disimpan berbulan-bulan sebelum akhirnya dikonsumsi.
Inilah yang menyebabkan air tersebut terkontaminasi oleh material
dari botol walaupun proses sterilisasi telah dilakukan
sebelumnya.Ditambah lagi, selama ini air keran mengandung klorin yang
berfungsi untuk membunuh bakteri jahat yang terkandung di dalam air.
Namun, klorin tidak akan ditemukan pada air kemasan.Sehingga,
kuman-kuman yang mungkin masih berada di dalam air kemasan tersebut bisa
tetap hidup karena tidak ada disinfektannya. Padahal, bakteri ini bisa
menggandakan diri hingga ribuan kali jumlahnya hanya dalam beberapa
hari.
Oleh karena itu, Profesor Younger menyarankan agar masyarakat meminum
air kemasan segera setelah dibuka. Hal ini untuk menghindari
bertambahnya kontaminasi benda asing ketika kemasan air tersebut dibuka.
Pencemaran Air Minum
Umumnya pencemaran dalam air minum dapat terjadi karena : pencemaran
mikrobiologi, pencemaran organik, pencemaran anorganik, dan pencemaran
lainnya yaitu kaporit atau klorin, detergen, bau-bauan dan lain-lain.
Pencemaran Mikrobiologi, ini adalah jenis pencemar yang paling dikenal
masyarakat pada umumnya. Yaitu pencemaran yang disebabkan oleh bakteri,
virus, dan parasit. Bakteri yang paling sering ditemukan dalam air minum
yaitu bakteri E. coli (Escherichia coli ). Pencemaran Organik,
pencemaran yang disebabkan oleh racun kimia organik seperti pestisida,
herbisida. Pencemaran Anorganik, pencemaran yang disebabkan zat padat
yang tidak terlarut dalam air (TDS-Total Dissolved Solids) seperti
Aluminium, Sulfat, Mangnesium; logam berat seperti tembaga, besi, arsen,
timah hitam; Kapur, Asbestos dan Bahan Radio Aktif seperti Radium.
Pencemaran lainnya yaitu kaporit atau klorin, detergen, bau-bauan dan
lain-lain.
Bakteri Koliform (Coliform)
Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim
digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal
untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau
tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri koliform ini menghasilkan zat
etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini
juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang
dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam
tubuh.Bakteri koliform dapat digunakan sebagai indikator karena
densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini
dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan
parasit.Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih
tinggi daripada patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan.
Penyakit yang ditularkan melalui air biasanya diakibatkan oleh
bakteri coliform. Mereka biasa ditemukan di saluran sistem pengolahan
air. Bakteri ini merupakan organisme yang biasanya tidak berbahaya,
coliform hidup di lingkungan sekitar kita dan dalam kotoran hewan
berdarah panas dan manusia. Patogen dalam air kebanyakan berasal dari
kotoran manusia atau hewan. Beberapa patogen yang telah dikenal sejak
beberapa dekade lalu adalah giardia lamblia (
giardiasis), cryptosporidium (
cryptosporidiosis), hepatitis A (penyakit terkait hati), dan helminths (cacing parasit).
Bakteri coliform dalam air minum dikategorikan menjadi tiga golongan,
yaitu coliform total, fecal coliform, dan E. coli. Masing-masing
memiliki tingkat risiko yang berbeda. Coliform total kemungkinan
bersumber dari lingkungan dan tidak mungkin berasal dari pencemaran
tinja. Sementara itu, fecal coliform dan E. coli terindikasi kuat
diakibatkan oleh pencemaran tinja, keduanya memiliki risiko lebih besar
menjadi patogen di dalam air. Bakteri fecal coliform atau E. coli yang
mencemari air memiliki risiko yang langsung dapat dirasakan oleh manusia
yang mengonsumsinya. Kondisi seperti ini mengharuskan pemerintah
bertindak melalui penyuluhan kesehatan, investigasi, dan memberikan
solusi untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air.
Ciri-ciri bakteri koliform antara lain bersifat anaerob, termasuk ke
dalam bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat
memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu
35 °C-37 °C.Contoh bakteri koliform antara lain Escherichia coli,
Salmonella spp., Citrobacter, Enterobacter, Klebsiella, dll. Gangguan
yang ditimbulkan pada manusia sehat adalah mual, nyeri perut , muntah,
diare, berak darah, demam tinggi bahkan pada beberapa kasus bisakejang
dan kekurangan cairan atau dehidrasi.
Penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia melakukan penelitian untuk
meneliti kadar bakteri yang terkandung dalam minuman kemasan tersebut.
Dari 21 merk minuman kemasan gelas yang diuji, 11 di antaranya ditemukan
nilai ambang batas bakteri yang bermasalah.
Produk air minuman kemasan yang diteliti YLKI, tidak hanya pada
produk yang terkenal masyarakat saja, tetapi juga diperiksa merk-merk
yang tidak terkenal dan jarang terdengar di pasaran. Penelitian tersebut
dilakukan YLKI pada sejak bulan Maret hingga Mei 2010. Sampel
produk-produk air minuman itu mereka dapatkan dari pasar tradisional,
swalayan, dan juga mal-mal.
Dari 11 merk air minum kemasan yang bermasalah tersebut, ditemukan
total bakteri mencapai 10 ribu sampai 100 ribu koloni/mL. Padahal,
menurut Standar SNI 01-3553-2006 kandungan mikrobiologi untuk air minum
itu mulai dari 100 sampai dengan 100 ribu koloni/mL.
- Dari 11 merk tersebut , ditemukan 9 yang mendekati ambang batas yang
ditoleransi adalah Pretige, Top Aqua, Air Max, Caspian, Club, Pasti
Air,Vit, Prima, De As.
- Sedangkan 2 AMDK yang yang memiliki kadar bakteri diatas ambang batas adalah Ron88 dan Sega. AMDK bermerek Sega dikeluarkan PT.Indotirta Jaya Abadi, sedangkan bermerek Ron 88 dikeluarkan PT Panfila Indosari.
Dengan tanggal kadaluarsa yang beragam. Ada yang Januari 2011 sampai
Oktober 2011. Bahkan air mineral yang terkandung bakteri itu tanggal
kadaluarsanya masih jauh.
Terhadap 11 merk ini, YLKI sudah mencoba meminta klarifikasi. Tapi
hanya merk yang mempunyai alamat langkap dan memberikan
tanggapan.Anehnya dua produsennya tidak punya alamat padahal mereka
punya nomer registrasi. Dari berbagai tanggapan yang diterima YLKI
banyak yang positif terhadap penelitian yang dilakukan YLKI ini. Namun
sayangnya, pihak produsen umumnya lebih menyalahkan nilai bakteri yang
berkembang itu bertambah setelah usai masa produksi. Banyak yang
positif, tapi ada juga yang negatif, kalau negatifnya, mereka umumnya
menyalahkan pada saat proses distribusi dan proses penyimpanan dan
penempatan pada saat prosuk tersebut sampaik ke penjual. Penjual yang
membiarkan terkena matahari pasti bakteri akan berkembang.
YLKI berharap dengan penelitian ini, pihak produsen lebih bertanggung
jawab. Karena sistem pengawasan produk mutlak sampai ke tangan
konsumen. YLKI juga berpesan pada masyarakat untuk lebih
mempertimbangkan pemilihan produk air minum kemasan. Produsen
bertanggung jawab memenuhi standar keamanan dan keselataman. Masyarakat
juga jangan karena memilih yang murak tapi tidak mempertimbangkan aspek
kandungannya. Bagi instansi yang terkait seperti Departemen kesehatan,
BPOM dan penegak hukum jika ada produsen nakal yang tidak memperbaiki
dan bertanggung jawabdiharapkan diproses secara hukum dan diberikan
sanksi yang menjerakan. Bila hal ini tidak dilakukan maka kesehatan
banyak masuyarakat dipertaruhkan.
Batas kadaluarsa Tidak Ada
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dalam penelitiannya juga menemukan
air minum kemasan gelas yang tidak mencantumkan batas waktu
kadaluwarsanya. Padahal, setiap produk apapun harus mencatumkannya
sesuai dengan Standar SNI Tanggal hanya ada di kotak, padahal harusnya
di setiap kemasan.
Hal ganjil lain yang ditemukan YLKI adalah nomor registrasi yang
tercantum dalam kotak air minum tidak sesuai dengan yang ada di kemasan.
Bahkan di satu kota itu ada tiga nomer registrasi. Kemasan air minum
yang diteliti, lanjut Ida, juga banyak yang sudah tidak layak lagi.
Bahkan ada yang sudah bocor. Sebagian berwarna sudah kusam.
Sebenarnya masalah lain dalam kualitas air minum kemasan juga harus
lebih diperhatikan pada air minum kemasan isi ulang. Seringkali air
minum golongan ini lepas dari pengamatan YLKI dan BPOM.
Jenis-jenis Air Minum
Menurut para ahli di bidang air minum, ada beberapa jenis air minum yang saat ini beredar di pasaran bebas :
Berasal dari sumber yang terlindungi (aquifier); Level sumber air
harus berada dalam ketinggian tertentu diatas sumber air aquifier;
Dikenal juga dengan air sumur artesian.
Air yang telah diubah menjadi uap untuk menghilangkan segala unsur
yang ada pada sumber; Uap kemudian di dinginkan untuk menjadi air yang
layak diminum – tanpa mineral apapun; Karena bersifat tidak mengandung
mineral apapun, air distilasi sering dipergunakan untuk fabrikasi
obat-obatan dan juga sebagai campuran obat-obatan kering.
Mengandung fluor yang ditambahkan pada air, dengan jumlah sesuai
dengan ketentuan department kesehatan; Beberapa sumber mata air &
sumur artesian mengandung fluor secara alami, dalam jumlah yang sedikit.
Air Mineral harus mengandung tidak kurang dari 250 ppm (parts per
million) total dissolved solids (TDS) atau total unsur padat yang
biasanya adalah mineral di dalam air; Harus diambil dari sumber air
bawah tanah yang secara geologis maupun fisik terlindungi; Dibedakan
dari jenis air lain dengan ditemukannya berbagai jenis mineral di dalam
air; Pada air mineral tidak boleh diberikan mineral tambahan.
Di produksi secara distilisasi, ionisasi, reverse osmosis atau
methoda lain yang sesuai dan diperbolehkan oleh standard purifikasi air
yang berlaku; Biasa juga disebut sebagai air demin (demineralised water –
air tanpa mineral)
Berisi carbon dioxide setelah melalui perlakuan khusus; Air soda, air tonic bukan air minum & dimasukkan dalam kategori.
- Air sumber gunung (mengalir sendiri)
Didapat dari bawah tanah dan mengalir dengan sendirinya menuju ke
permukaan bumi; Keluar dari bawah bumi, dari bentuk-bentuk yang terjadi
pada jaman dahulu kala; Harus diambil dari mata air langsung atau
melalui pengeboran untuk menampung & mencari lokasi air sumber bawah
tanah ini.
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang diproses dengan distilasi atau
reverse osmosis tidak banyak mengandung ion fluor yang seringkali
ditemukan di dalam air tanah. Air ini dapat meningkatkan kemungkinan
kerusakan gigi karena kurangnya elemen ini, apabila tidak ditambah
dengan pasokan fluor dari sumber makanan & minuman lain.
AMDK yang mengandung terlalu banyak mineral & tidak sesuai dengan
Standard Nasional Indonesia yang berlaku, juga tidak baik untuk tubuh
dan konsumsi yang berlebihan akan menimbulkan hypercalcemia (kondisi
kelebihan kalsium) yang akan meningkatkan resiko batu ginjal dalam
jangka waktu panjang.
7 Indikator Air Yang Sehat
Air yang sehat harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
- Air harus jernih atau tidak keruh.
Kekeruhan pada air biasanya disebabkan oleh adanya butir-butir tanah
liat yang sangat halus. Semakin keruh menunjukkan semakin banyak
butir-butir tanah dan kotoran yang terkandung di dalamnya.
- Tidak berwarna. Air yang berwarna berarti
mengandung bahan-bahan lain berbahaya bagi kesehatan, misalnya pada air
rawa berwarna kuning , air buangan dari pabrik , selokan, air sumur yang
tercemar dan lain-lain.
- Rasanya tawar. Air yang terasa asam,
manis, pahit, atau asin menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak
baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam
air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam
anorganik.Tidak berbau. Air yang baik memiliki
ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang
berbau busuk mengandung bahan-bahan organik yang sedang didekomposisi
(diuraikan) oleh mikroorganisme air.
- Derajat keasaman (pH) nya netral sekitar 6,5 – 8,5 .
Air yang pHnya rendah akan terasa asam, sedangkan bila pHnya tinggi
terasa pahit. Contoh air alam yang terasa asam adalah air gambut (rawa)
- Tidak mengandug zat kimia beracun, misalnya arsen, timbal, nitrat, senyawa raksa, senyawa sulfida, senyawa fenolik, amoniak serta bahan radioaktif.
- Kesadahannya rendah. Kesadahan air dapat diakibatkan oleh kandungan ion kalsium (Ca2+)dan magnesium (Mg2+) . Hal ini dapat dilihat bila sabun atau deterjen yang digunakan sukar berbusa dan di bagian dasar peralatan yang dipergunakan untuk merebus air terdapat kerak atau endapan. Air sadah dapat juga mengandung ion-ion Mangan (Mn2+)dan besi (Fe2+) yang memberikan rasa anyir pada air dan berbau, serta akan menimbulkan noda-noda kuning kecoklatanpada
peralatan dan pakaian yang dicuci. Meskipun ion kalsium, ion magnesium,
ion besi dan ion mangan diperlukan oleh tubuh kita. Air sadah yang
banyak mengandung ion-ion tersebut tidak baik untuk dikonsumsi. Karena
dalam jangka panjang akan menimbulkan kerusakan pada ginjal, dan hati.
Tubuh kita hanya memerlukan ion-ion tersebut dalam jumlah yang sangat
sedikit sedikit sekali. Kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi,
mangan dan magnesium merupakan zat yang membantu kerja enzim, besi
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah.Batas
kadar ion besi yang diizinkan terdapat di dalam air minum hanya sebesar
0,1 sampai 1 ppm ( ppm = part per million, 1ppm = 1 mgr/1liter). Untuk
ion mangan ; 0,005 – 0,5 ppm, ion kalsium : 75 – 200 ppm dan 1on
magnesium : 30 – 150 ppm.
- Tidak boleh mengandung bakteri patogen seperti Escheria coli
, yaitu bakteri yang biasa terdapat dalam tinja atau kotoran, serta
bakteri-bakteri lain yang dapat menyebabkan penyakit usus dan limpa,
yaitu kolera, typhus, paratyphus, dan hepatitis. Dengan memasak air
terlebih dahulu hingga mendidih, bakteri tersebut akan mati.
[Dari berbagai sumber]